Dalam vlog ini, GRIFFIN SILVER dari headphones.com akan review IEM CrinEar Daybreak, berikut adalah opini darinya:
Crinacle—salah satu sosok paling berpengaruh di dunia in-ear monitor (IEM)—kembali merilis produk baru lewat Daybreak: IEM pertama yang tersedia secara luas di bawah brand miliknya sendiri, CrinEar. Namun, apakah Daybreak mampu memperbaiki kekurangan Project META dan menjadi standar baru di kelas harganya?
Meskipun sudah pensiun dari dunia review, Crinacle tetap menjadi reviewer IEM paling populer hingga saat ini. Selain dikenal lewat ulasan-ulasan objektifnya, ia juga berperan besar dalam menghadirkan berbagai IEM hasil kolaborasi dengan brand ternama—banyak di antaranya yang langsung menjadi acuan performa di rentang harga masing-masing.
Sebelumnya, Project META menjadi rilisan terbatas pertama dari CrinEar. Sayangnya, META gagal menjadi benchmark karena tuning yang terlalu terang dan karakter bass yang agak tidak menyatu. Kini, Daybreak hadir sebagai rilisan perdana yang tidak terbatas jumlahnya. Pertanyaannya: apakah Daybreak cukup banyak memperbaiki kekurangan META untuk akhirnya bisa disebut sebagai benchmark baru?
Yang Kami Suka
- Tuning sangat seimbang meskipun tetap punya karakter “enhanced”
- Menggabungkan kekuatan dari berbagai IEM populer serupa sambil meminimalkan kekurangannya
- Harga sangat kompetitif
Yang Kurang Kami Suka
- Kenyamanan bisa ditingkatkan
- Pilihan eartips bawaan kurang lengkap
- Karakter suara masih agak V-shaped dan belum sepenuhnya netral
Build, Desain, Kenyamanan, & Aksesori
Dari segi build, Daybreak menggunakan cangkang resin dengan faceplate berbahan logam—sebuah kombinasi yang terasa sedikit lebih premium dibandingkan IEM lain di kelas harga ini. Resin-nya terasa solid, tidak tipis atau terlalu ringan, serta tidak tampak keruh atau ada gelembung. Faceplate logam memberikan sentuhan mewah yang membuat IEM ini terasa lebih “berkelas”, meskipun dari bentuk keseluruhan terlihat cukup sederhana.
Secara desain, ini jadi sedikit campur aduk. Di sisi positif, kombinasi resin dan logam berpotensi terlihat tidak serasi, namun Daybreak justru berhasil menyatukan elemen visual tersebut dengan cukup harmonis—warna amber resin yang nyaris tak kentara dipadukan dengan nuansa monokrom modern dari faceplate-nya. Selain itu, kabel yang disertakan juga tampak senada dengan housing-nya, menciptakan tampilan yang terasa serasi dan terencana dengan baik.
Namun demikian, saya kurang menyukai pilihan font yang digunakan untuk brand CrinEar pada housing IEM ini. Bahkan, saya pribadi kurang cocok dengan nama “CrinEar” itu sendiri—terdengar kurang menarik, dan cukup menonjol ditampilkan pada salah satu sisi shell. Nama “Daybreak” sendiri justru terdengar keren—mungkin salah satu nama produk terbaik yang pernah Crin gunakan—dan saya akan lebih suka jika hanya nama “Daybreak” saja yang ditampilkan pada kedua sisi shell, sementara branding CrinEar cukup diletakkan di splitter kabel.
Aksesori
Aksesori yang disediakan cukup minim, dan di sinilah Daybreak mulai terasa kurang “premium”. Seperti pada META, hanya disertakan satu jenis eartip silikon dalam tiga ukuran, dengan bore yang cukup sempit (diameter lubang tengah). Ini akan dibahas lebih dalam nanti, tapi secara singkat: hanya menyertakan satu jenis eartip menjadi kekurangan signifikan, dan pilihan tip-nya sendiri menurut saya juga kurang cocok dengan karakter suara Daybreak.
Kita juga mendapatkan hardcase dengan penutup magnetik berbahan kulit sintetis, serta kabel 2-pin berujung 3.5mm right angle (dengan opsi konektor 4.4mm yang bisa diganti). Casing ini cukup oke, namun perlindungannya lebih berasal dari kekakuan dinding luar daripada adanya bantalan dalam. Kabelnya cukup menarik secara visual, tetapi terasa agak kaku dan kering saat disentuh.
CrinEar Daybreak case (kiri), Truthear GATe case (kanan)
Untuk casing, saya pribadi berharap entah perlindungannya lebih maksimal, atau ukurannya dibuat lebih kecil dan portabel. Menurut saya, sebuah case seharusnya dioptimalkan untuk perlindungan maksimum atau portabilitas maksimum. Sayangnya, case Daybreak terasa nanggung: terlalu besar untuk dibawa di kantong, tapi juga tidak cukup empuk untuk perlindungan serius. Kalau memang ingin menekan biaya, saya akan lebih memilih pouch kecil dan sederhana seperti milik Truthear.
Kabelnya terlihat bagus saat digulung, tapi tidak terasa nyaman di tangan maupun saat digunakan. Ada efek “shape memory” pada bagian atas splitter, membuat kabel terlihat agak berantakan di bagian yang menuju earpiece. Teksturnya juga sedikit terasa plasticky. Meski tidak seburuk kabel IEM lain di kelas harga ini, beberapa orang mungkin tetap menganggapnya mengecewakan.
Kenyamanan
Kenyamanan Daybreak termasuk cukup baik untuk harga ini—lebih baik dari IEM ultra-budget, tapi tetap belum ideal. Shell-nya menggunakan desain semi-custom yang umum di profil build seperti ini, namun gabungan dari diameter, panjang, dan sudut nozzle membuatnya kurang ergonomis untuk telinga saya. Jika harus memilih satu faktor utama, saya rasa sudut nozzle sebaiknya dibuat sedikit lebih condong ke belakang agar lebih selaras dengan lekukan saluran telinga.
Secara keseluruhan, dalam hal feel dan pengalaman fisik, Daybreak terasa seperti IEM $100. Namun dalam hal tampilan dan kualitas material, Daybreak justru terasa mendekati kelas $200–300. Ini adalah IEM yang tampan secara visual, tetapi sayangnya, mereka yang mencari kabel dengan rasa mewah atau eartip lebih baik harus mencarinya sendiri secara terpisah.
Masalah Eartip
Sebelum masuk ke bagian suara, saya perlu membahas tentang eartip bawaan. Saya akan mencoba membuatnya singkat, namun penting untuk menjelaskan ini secara tuntas karena sangat memengaruhi pengalaman mendengarkan:
Daybreak terdengar cukup tajam dan menusuk di telinga saya saat memakai eartip bawaan. IEM ini sepertinya memiliki resonansi alami tepat di titik sensitif saya antara 10–11 kHz, dan masalah ini makin diperparah oleh eartip sempit yang digunakan. Tip dengan bore sempit biasanya akan menonjolkan area sekitar 10 kHz, sambil menurunkan energi treble paling atas. Hasilnya, resonance di frekuensi ini menjadi sangat terasa—meskipun grafik frekuensinya tampak tidak terlalu ekstrem, di telinga saya efeknya cukup menyakitkan.
Karena eartip dengan bore lebar biasanya menurunkan intensitas di area mid-treble dan membiarkan lebih banyak energi upper-treble lolos, saya mencoba mengganti dengan salah satu eartip favorit saya—KBEAR 4540 (“Coffee Tip”).
Hasilnya luar biasa. Daybreak berubah total: dari yang sebelumnya terdengar terlalu terang dan tidak nyaman untuk jangka panjang, menjadi salah satu IEM terbaik yang pernah saya dengarkan.
Resonansi di area 10–11 kHz menjadi lebih jinak, treble bawah menjadi lebih bersih, dan treble paling atas bergeser ke frekuensi yang lebih tinggi sehingga keseluruhan presentasi terdengar lebih terbuka, lebih penuh, dan tidak terlalu didominasi oleh area treble. Secara keseluruhan, suara Daybreak jadi lebih enak di semua aspek yang bisa saya pikirkan.
Suara
Reproduksi instrumen bass adalah salah satu area utama di mana tuning seperti Daybreak biasanya terdengar agak kurang. Meskipun Daybreak tidak benar-benar memecahkan pola dalam hal ini, saya merasa ia berhasil menyeimbangkan antara kuantitas dan kualitas dengan sangat baik. Bass-nya terasa extended, prominent, hangat, dan memiliki “boom” yang cukup, tapi tetap cukup tertahan agar tidak menenggelamkan kejernihan midrange. Region ini masih mampu menyampaikan aransemen-aransemen yang lebih cepat dan rumit dengan cukup akurat, sambil tetap mempertahankan karakteristik sebagai IEM yang “bassy”.
Serangan kick drum memang agak tertutupi oleh decay-nya, dan decay tersebut sedikit terlalu panjang untuk preferensi saya, tapi Daybreak masih punya integritas transien yang cukup untuk menangani performa cepat dengan presisi. Bass gitar terdengar sedikit bloomy dan besar, tapi hanya sedikit. Untungnya, mereka tetap memiliki cukup kehadiran upper midrange dan karakter “throatiness” sehingga part-part bass yang lebih lincah tetap terdengar jelas dan terdefinisi dengan baik.
Masuk ke elemen midrange seperti piano, vokal, gitar, instrumen tiup, string… Daybreak luar biasa, dan saya maksud mendekati sempurna seperti yang pernah saya dengar di IEM mana pun. Tidak ada satu pun hal yang bisa saya keluhkan, dan setiap elemen midrange yang saya dengar lewat IEM ini terdengar sangat normal dan natural.
Sekarang, potensi downside untuk sebagian orang (bukan saya) adalah karena tuning-nya sangat bebas dari pewarnaan (coloration), mungkin terasa kurang “teknikal” dalam artian tidak ada frekuensi tertentu yang disorot untuk menciptakan kesan detail lebih. Misalnya, kamu tidak akan menemukan agresi tekstural pada bass, atau efek spotlight pada vokal wanita yang biasanya muncul dari boost di 1–2 kHz seperti pada banyak IEM lain. Tapi bagi saya pribadi, boost tersebut adalah titik lemah dari banyak IEM lain, dan justru kesetaraan perhatian terhadap seluruh aspek midrange adalah kekuatan terbesar Daybreak.
Salah satu bagian yang saya sangat sukai dari penyajian instrumen midrange adalah bagaimana midrange-nya terintegrasi dengan lower treble, dan ini adalah area lain yang menurut saya ditangani Daybreak dengan sangat baik. Transisi naik dari area 3 kHz ke area 5–6 kHz mungkin adalah transisi paling mulus yang pernah saya dengar dari sebuah IEM. Suara cymbal yang “clack”, klik tajam dari kick drum, dan treble atas dari gitar listrik semua terdengar seimbang dengan bagian bawahnya sehingga elemen-elemen dengan energi di band ini terdengar benar. Banyak IEM, bahkan yang sudah mengusung tuning “New Meta”, belum menaklukkan area ini sebaik Daybreak.
Akhirnya, bagian upper treble, area yang biasanya menjadi titik kejatuhan IEM yang midrange-nya bagus—itulah yang sering jadi masalah bagi saya. Daybreak dengan eartips bawaan masih memiliki brightness yang menusuk seperti IEM lain, jadi bagi yang tidak terbuka mencoba eartips aftermarket, saya harus memberi peringatan: meskipun performa bass dan midrange-nya unggul, Daybreak masih tergolong terlalu bright dan silau bagi saya, sehingga sulit untuk menikmati apa yang paling baik dia lakukan, dan sulit juga untuk saya rekomendasikan sebagai pilihan aman.
Namun, dengan Coffee tips… Daybreak menjadi salah satu dari sangat sedikit IEM yang saya temui di mana elevasi upper treble-nya tidak merusak persepsi bass dan midrange. Walaupun levelnya tetap lebih tinggi dari preferensi saya (dan jika pakai EQ, saya tetap akan menurunkan area >10 kHz beberapa dB), bahkan bagi reviewer yang sangat sensitif terhadap treble seperti saya, Daybreak tetap bisa saya dengarkan dan nikmati dalam sesi panjang… dan jujur saja, ini mungkin pertama kalinya saya benar-benar bisa menikmati apa yang selama ini orang lain nikmati dari yang mereka sebut “treble extension”.
Sebagai klarifikasi: biasanya elevasi upper treble hanya terdengar menyakitkan bagi saya—itu salah satu area pertama yang langsung menghancurkan pengalaman mendengarkan saya, membuat saya tidak bisa menikmati persepsi detail, kecepatan, atau “airiness” yang seharusnya muncul dari boost di region ini. Tapi dengan Coffee tips, tampaknya Daybreak mampu menghindari frekuensi-frekuensi sensitif tersebut, dan justru menaikkan area yang pas, sehingga treble boost-nya tidak pernah terasa harsh—ini memungkinkan saya untuk menikmati aspek positif dari treble yang ditingkatkan dengan cara yang sebelumnya tidak pernah bisa saya alami.
Daybreak mungkin adalah IEM pertama yang saya temui di mana pewarnaan upper treble-nya bukan hanya tidak jadi dealbreaker, tapi malah jadi aspek yang saya sukai dari presentasinya. Boost di upper treble membuat gitar akustik punya kompleksitas overtone tambahan, dan menambah kesan “air” di sekitar vokal yang membantu memisahkan mereka dari sisa instrumen dalam mix dengan cara yang menarik. Walaupun saya tetap bukan penggemar bagaimana pewarnaan ini menyebabkan cymbal terdengar terlalu “sizzly” dan kurang berbobot, secara keseluruhan saya rasa presentasi treble dari Daybreak adalah pendekatan paling seimbang dan masuk akal dari gaya “treble emphasized” yang pernah saya alami di IEM.
Jadi, kita mendapatkan sebuah IEM yang, secara keseluruhan, terdengar sangat seimbang meskipun tetap punya sedikit pewarnaan (bass dan treble yang agak berlebih) yang akan saya hilangkan jika bisa memilih. Tapi pertanyaannya sekarang: bagaimana performa Daybreak dibandingkan semua kompetitornya yang mengusung pendekatan tuning serupa?
Kesimpulan
Meskipun ulasan ini (terutama di bagian perbandingan) bisa dibilang penuh pujian, saya rasa penting untuk mengingatkan pembaca bahwa masih ada beberapa catatan penting pada Daybreak yang mungkin menghalangi pembelian impulsif karena hype semata.
Tuning bawaan dengan eartips standar sebenarnya tidak benar-benar membuat saya terkesan secara signifikan dibandingkan dengan IEM lain yang punya tuning dan kompromi serupa. Jadi, menurut saya, jika pembeli tidak terbuka terhadap eksperimen rolling eartips, Daybreak menjadi pilihan yang jauh kurang menarik di kelas harganya. Saya juga merasa bahwa aksesoris yang disertakan jelas mengindikasikan produk yang lebih murah, dan terasa agak kurang memuaskan.
Namun, dengan catatan tersebut, pergantian eartips sederhana mampu mengubah Daybreak dari sekadar IEM V-shape biasa menjadi sesuatu yang menurut saya adalah titik evolusi paling logis dari pendekatan tuning “V-shape dengan mid netral” yang selama setahun terakhir terasa seperti terus dipaksakan ke pasar. Daybreak jelas merupakan yang paling seimbang di antara semuanya, sekaligus menjadi yang paling terjangkau.
Meski saya pikir Crin melakukan kesalahan dengan tidak menyertakan opsi eartips lain, saya percaya Daybreak adalah produk dengan performa suara terbaik yang pernah ia rilis. Ini adalah IEM pertamanya yang benar-benar resonate dengan saya, sekaligus mewakili pendekatan tuning ini dalam bentuk yang benar-benar menyatu dan masuk akal dari ujung ke ujung.
Daybreak adalah salah satu IEM dengan kompromi paling minimal yang pernah saya dengar di rentang harga berapa pun. Jadi, apakah ini The New Benchmark™? Jawabannya: sudah pasti.
Dengan Daybreak, pendengar mendapatkan karakter suara yang tetap memiliki pewarnaan yang menyenangkan dan bisa disukai banyak orang, namun disajikan dengan cukup moderat sehingga tidak mengorbankan kejernihan dan keunggulan midrange yang membuat pendekatan tuning ini begitu menarik. Ini adalah titik keseimbangan yang sulit dicapai, tapi saya rasa Daybreak adalah IEM pertama dari jenis ini yang benar-benar berhasil mencapainya—dan membuatnya mudah untuk direkomendasikan. Pastikan saja kamu mencoba eartips lain jika bagian treble-nya terasa mengganggu.
Jika ingin membeli produk ini, dapat dibeli di link berikut ini, GARANSI RESMI INTIUM INDONESIA! https://tk.tokopedia.com/ZSS22CkRf/